Definisi Kelompok
Adapun
definisi kelompok yang dikemukakan oleh beberapa orang ahli adalah sebagai
berikut
1. Menurut Cartwright & Zander (
1971 )
Kelompok
adalah suatu kolektif yang terdiri atas berbagai organisme dimana eksistensi
semua anggota sangat penting untuk memuaskan berbagai kebutuhan individu.
Artinya, kelompok merupakan suatu alat untuk mendapatkan berbagai kebutuhan
individu. Individu menjadi milik kelompok karena mereka mendapatkan berbagai
kepuasan ssebaik mungkin melalui organisasi yang tidak dengan mudah mereka
dapatkan melalui cara.
2. Wekley dan Yulk ( 1977 )
Mengemukakan
bahwa kelompok merupakan suatu kumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain
secara teratur dalam suatu periode tertentu, dan merasakan adanya
ketergantungan diantara mereka dalam rangka mencapai satu atau lebih tujuan
bersama.
3. Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja
Kelompok
merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam suatu saling
ketergantungan antara satu dengan yang lain serta berinteraksi secara langsung
dalam pekerjaan sehari-hari dalam upaya pencapaian tujuan bersama.
Dari
tiga pengertian di atas, maka dapat dsimpulkan bahwa pengertian kelompok tidak
terlepas dari unsur-unsur berupa keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan
interaksi dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Namun ini tidak berlaku bagi sekumpulan individu yang tidak memenuhi
unsur-unsur di atas, maka belumlah dikatakan sebagai kelompok misalnya penonton
sepakbola yang menjadi sekumpulan individu namu mereka tidak saling mengenal
dan tidak melakukan interaksi.
Jenis-Jenis Kelompok
Adapun
suatu kelompok dapat diklasifikaikan ke dalam beberapa jenis, antara lain :
1.
Kelompok Formal adalah sub unit sah dari organisasi
yang telah ditetapkan oleh anggaran dasar atau suatu ketetapan management. Jadi
kelompok ini sengaja dibentuk untuk memenuhi tugas yang nyata guna mendukung
tugas organisasi.
2.
Kelompok Informal adalah kelompok yang muncul sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan individu dengan mengembangkan tata hubungan dengan
anggota lain dalam organisasi. Kelompok informal hanya dapat terbentuk apabila
lokasi fisik anggota-anggotanya, sifat pekerjaan, dan jadwal kerja memungkinkan
untuk terbentuknya kelompok. Oleh karena itu kelompok informal muncul dari
kombinasi antara faktor-faktor formal dan kebutuhan manusia sebagai anggotanya.
3.
Kelompok Komando
Kelompok
komando adalah kelompok yang terdiri dari individu-individu yang melapor
langsung kepada manajer tertentu, atau dengan kata lain kelompok komando adalah
manajer dan semua bawahannya.
4.
Kelompok Tugas
Kelompok
tugas adalah orang-orang yang secara bersama-sama menyelesaikan tugas.
5.
Kelompok Kepentingan
Kelompok
kepentingan adalah orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan khusus
dan yang menjadi perhatian masing-masing orang.
6.
Kelompok Pershabatan
Kelompok
persahabatan adalah persekutuan social yang sering dikembangkan dari situasi
kerja, ditetapkan bersama-sama karena memiliki satu atau lebih karakteristik
yang sama.
Alasan Seseorang Tergabung Dalam
Suatu Kelompok
1.
Faktor Keamanan
Individu
yang berada di dalam kelompok bisa mengurangi rasa tidak aman karena sendirian.
Merasa lebih kuat, lebih percaya diri, dan lebih tahan terhadap ancaman.
2.
Faktor Status
Bergabung
ke dalam kelompok yang dipandang penting, memberikan pengakuan dan status bagi
para anggotanya.
3.
Faktor harga diri
Memiliki
harga diri karena menjadi bagian kelompok dan kejelasan status mereka bagi
kelompok lain.
4.
Faktor Afiliasi
Kelompok
bisa memenuhi kebutuhan social anggotanya.
5.
Faktor Kekuasaan
Kekuasaan
dan kekuatan bisa diraih dengan berada di dalam kelompok yang sulit diperoleh
jika sendirian.
6.
Faktor Pencapaian Sasaran
Untuk
mencapai sasaran dan menyelesaikan tugas dibutuhkan lebih dari satu atau dua
orang. Ada kebutuhan mengumpulkan bakat, pengetahuan, atau kekuasaan untuk
menyelesaikan pekerjaan.
7.
Tuntutan Pekerjaan atau Tugas
Dimana
seseorang tergabung dalam suatu kelompok merupakan tuntutan dari pekerjaan yang
dimilikinya khususnya dalam mempermudah pencapaian tujuan.
Fungsi Kelompok
Dalam
sebuah organisasi, suatu kelompok memiliki fungsi tertentu, diantaranya fungsi
kelompok menurut Edgar Schein antara lain :
1.
Kelompok menjadi alat untuk
melakukan tugas-tugas yang kompleks, dan tugas-tugas yang memerlukan saling ketergantungan
antara dua orang atau lebih yang sukar dilakukan secara individu.
2.
Kelompok menjadi alat untuk
memunculkan ide-ide baru atau alat untuk menyelesaikan tugas secara kreatif.
3.
Kelompok dapat menjadi alat koordinasi
atau penghubung antara beberapa departemen yang bekerja di dalam kondisi saling
saling ketergantungan.
4.
Kelompok dapat merupakan suatu
mekanisme pemecahan masalah yang membutuhkan pemrosesan berbagai informasi dan
interaksi diantara anggota yang memiliki informasi berbeda.
5.
Kelompok dapat digunakan untuk
membantu pelaksanaan keputusan yang kompleks.
6.
Kelompok dapat digunakan sebagai
alat sosialisasi pekerjaan dan pelatihan.
Tahap Perkembangan Kelompok
Kelompok
merupakan sesuatu yang dinamis. Kemunculan suatu kelompok merupakan suatu
proses yang di dalamnya terdiri dari tahapan-tahapan tertentu, diantaranya :
1.
Tahap Pembentukan ( Forming )
Pada
tahap ini dicirikan oleh banyak ketidakpastian mengenai maksud, struktur, dan
kepemimpinan kelompok. Para anggota melakukan uji coba untuk menemukan
tipe-tipe perilaku apakah yang dapat diterima baik. Tahap ini selesai ketika
para anggota telah mulai berfikir tentang diri mereka sendiri sebagai bagian
dari kelompok.
2.
Tahap Keributan ( Storming )
Tahap
keribuatan adalah tahap komplik di dalam
kelompok
( intragrup ). Para anggota menerima baik eksistensi kelompok, tetapi melawan
batasan-batasan yang diterapkan oleh kelompok-kelompok individualitas.
3.
Tahap penormaan ( Norming )
Tahap
penormaan adalah tahap di mana berkembang hubungan yang akrab dan kelompok
menunjukan sifat kohesif (saling tarik). Sudah ada rasa memiliki identitas
kelompok dan persahabatan yang kuat. Tahap ini selesai jika telah terbentuk
struktur kelompok yang kokoh dan menyesuaikan harapan bersama atas apa yang
disebut sebagai perilaku anggota yang benar.
4.
Tahap Pelaksanaan ( Performing )
Tahap
pelaksanaan adalah tahap berfungsinya struktur dan diterima baik. Energy
kelompok telah bergeser dari mencoba mengerti dan memahami satu dengan yang
lain menjadi pelaksana tugas yang ada.
5.
Tahap Peristirahatan ( Adjourning )
Tahap
peristirahatan adalah tahap terakhir dalam pengembangan kelompok pada kelompok
sementara, dicirikan oleh perhatian kepenyelesaian aktivitas bukannya ke
kinerja petugas.
Efektivitas Kelompok
Tujuan
utama dari pembentukan suatu kelompok adalah untuk memelihara dan meningkatkan
potensi sumber daya manusiadalam mencapai tujuan kelompok pada khususnya dan
pencapaian tujuan organisasi pada umumnya. Ini dilakukan melalui upaya
penciptaan proses kelompok yang dapat menimbulkan sinergisme yang berartikeseluruhan
lebih besar daripada jumlah bagian-bagian, dan melalui pemeliharaan berbagai
aspek yang dapat menciptakan iklim ke arah peningkatan hasil kerja.
Hal
tersebut mengindikasikan bahwa suatu kelompok dapat dikatakan efektif jika
ditandai dengan adanya peningkatan hasil kerja dan tentunya dengan iklim kerja
yang mendukung. Oleh karena itu menurut Schermerhorn, terdapat 8 ( delapan )
ciri suatu kelompok yang efektif, yaitu :
1.
Para anggota kelompok saling
tertarik dan loyal pada yang lain, termasuk kepada pimpinannya.
2.
Para anggota kelompok dan pemimpin
saling percaya dan jujur antara satu dan yang lain.
3.
Nilai dan tujuan kelompok
terintegrasi dengan nilai dan tujuan anggota kelompok tersebut.
4.
Semua interaksi, aktivitas pemecahan
masalah, pengambilan keputusan dari kelompok terjadi dalam suasana yang
mendukung, saran-saran, komentar, ide, informasi, dan kritik bersifat membantu.
5.
Kelompok memiliki keinginan yang
besar untuk mengembangkan potensi anggotanya.
6.
Kelompok memahami nilai konstruktif
dari kepatuhan, dan mengetahui kapan menggunakannya dn untuk tujuan apa.
7.
Terdapat motivasi yang kuatdari
sebagian besar anggotanya untuk berkomunkasi secara jujur kepada kelompok
tentang semua informasi yang sesuai dan bernilai untuk aktivitas kelompok.
8.
Anggota merasa pasti mengambil
keputusan yang kelihatannya sesuai dengan mereka.
Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas
Kelompok
Efektivitas
suatu kelompok akan sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang sangat
terkait dengannya. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan ke dalam 3 ( tiga
) kategori, yaitu :
1.
Faktor Anggota Kelompok (
Competency Factor )
Pengetahuan,
keterampilan, kemampuan, dan kepribadian.
2.
Faktor Dinamika ( Dinamic Factor
)
Struktur
kelompok, norma kelompok, kepemimpinan, ukuran kelompok, dan komposisi anggota.
3.
Faktor Lingkungan ( External
Factor )
Strategi,
sistem otoritas formal, peralatan, sistem penggajian, sistem penilaian,
rancangan tempat kerja, dan jenis pekerjaan.
Untuk
dapat menggambarkan lebih jelas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
efektivitas suatu kelompok, dapat dilihat pada bagan berikut :
Pengambilan Keputusan Dalam
Kelompok
Dalam pemecahan masalah dalam kelompok, melibatkan semua anggota kelompok,
dan yang memegang peranan yang paling tinggi adalah pemimpin kelompok
yang mana ia harus dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif serta
mempertimbangkan sebaik mungkin keputusan yang telah ditetapkan. Namun, tidak
semua kelompok pemecahan masalahnya ditentukan oleh pemimpin kelompok, tetapi
sumbang saran oleh berbagai anggota kelompok juga salah satu usaha dalam
pemecahan masalah dalam kelompok. Misalnya dalam penentuan slogan pada produk
baru, maka seluruh anggota diinsruksikan untuk menuangkan ide-ide kreatifnya
serta usulan-usulan sebanyak mungkin.
Pengembangan Tim
Dalam bidang perilaku organisasional, definisi team yang berterima umum
adalah sejumlah kecil orang yang memiliki keahlian yang saling melengkapi,
yang punya komitmen pada tujuan yang sama, dan melakukan pekerjaan dengan
saling bergantung satu dengan yang lain dan bertanggungjawab (Katzenbach and
Smith 1999).
Sedangkan Greenberg (1996) mendefinisikan tim sebagai kumpulan dua orang atau
lebih, yang memiliki ketertarikan yang sama terhadap sesuatu hal dan memiliki
pola hubungan yang tetap/tidak berubah yang berbagi tujuan bersama dan
memposisikan diri mereka sendiri sebagai sebuah kelompok. Dari definisi
diatas, kita dapat melihat bahwa kedua definisi tersebut sangat mirip. Untuk
memperjelas perbedaan antara teams dengan groups, Katzenbach dan Smith, 1999
mengidentifikasi 3 karakteristik utama sebuah team, yaitu:
1.
Komitmen
Katzenbach (1999) menjelaskan bahwa team bukan hanya sebuah kelompok yang
bekerja bersama, akan tetapi suatu teams bergantung pada sinergi anggotanya
yang secara kolektif menghasilkan sebuah hasil akhir yang bukan hanya sekedar
penggabungan sederhana dari bagian-bagian pekerjaan individual. Oleh karena
itu, team memiliki komitmen untuk mencapai suatu tujuan yang spesifik yang
bergantung pada usaha kolektif para anggota team untuk mencapai sukses. Untuk
mencapai tujuan ini, anggota team harus belajar untuk saling percaya.
Sedangkan group tidak membutuhkan sinergi untuk mencapai tujuan bersama,
anggota group seringkali bekerja secara individu lalu kemudian menggabungkan
pekerjaan mereka untuk membentuk hasil akhir. Dalam group, unsur kepercayaan
bukanlah hal yang penting.
2.
Akuntabilitas / dapat
dipertanggungjawabkan, dan
Anggota team saling bertanggungjawab untuk mencapai hasil akhir yang
berkualitas. Semua anggota team memiliki komitmen pada hasil yang dicapai dan
memberikan rasa tanggungjawab pribadi kepada hasil akhir. Disini, unsur
kepercayaan sangat penting diantara anggota team, mereka percaya bahwa
anggota yang lain akan bekerja secara bersungguh-sungguh dan berkerjasama
mencapai tujuan. Sebaliknya, anggota group hanya bertanggungjawab pada
sebagian tugas yang menjadi bagian mereka, sepanjang mereka percaya bahwa
mereka telah melakukan bagian mereka dengan baik, maka mereka tidak merasa
perlu bertanggungjawab jika hasil akhir mereka kurang baik.
3.
Keahlian.
Sebuah team terdiri dari individu-individu yang memiliki keahlian dan
kompetensi yang saling melengkapi dan menjadikannya sebagai sebuah team yang
berbakat, sedangkan anggota group memiliki tingkat keahlian yang relatif sama
pada tugas yang akan dikerjakan. Istilah group mengacu pada orang-orang yang
punya kepentingan yang sama dalam satu area fungsional. Contoh pada profesi
akuntansi, sebuat audit team berdasarkan hirarkinya, terdiri dari: staf
auditor, senior, manager dan partner audit, tiap bagian memiliki level
keahlian dan kompetensi yang berbeda.
Jenis-Jenis Tim
Robbins (1997) membagi team ke dalam tiga kategori, yaitu
1.
Problem
Solving Team
Merupakan sebuah tim yang dibentuk untuk mengatasi masalah-masalah yang
timbul dalam upaya memperbaiki produktivitas suatu organisasi. Pada problem
solving team, ciri-cirinya adalah individu-individu berada pada level yang
sama dalam organisasi, melakukan curah pendapat dan bekerja bersama
memberikan solusi pada masalah yang khusus dan tidak ada kebebasan penuh
untuk merealisasikan saran-saran mereka
2.
Self
Managed Work Team
Pada self managed work team, tidak ada lagi model atasan bawahan, akan tetapi
berganti dengan model pemberian saran dan pengimplementasian solusi dari para
anggotanya.
3.
Cross
Functional Team
Merupakan sebuah tim yang ditujukan untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus,
misalnya pengembangan produk baru atau perencanaan dan perubahan sistem
kompensasi. Pada cross functional team terdiri dari individu-individu yang
membawa keahlian-keahlian khusus, talenta dan latar belakang yang berbeda ke
dalam sebuah team.
Aspek-Aspek dalam Pengembangan Tim
yang Efektif
1.
Ukuran tim
Biasanya semakin besar ukuran tim maka efektivitasnya akan berkurang, oleh
karena itu sebuah tim harus diusahakan dalam jumlah yang kecil guna mencapai
titik optimal.
2.
Kemampuan anggota
3.
Sumber daya yang diperlukan
4.
Pembagian peran dan hetereogenitas
5.
Komitmen anggota pada tujuan
6.
Sasaran yang spesifik
7.
Sistem penilaian kinerja
8.
Saling percaya antar sesama
anggota tim
9.
Pertemuan secara teratur
10.
Pelatihan
11.
Penghargaan
Tantangan Pengembangan Tim
Pengembangan tim mungkin tidak mudah apabila anggota memiliki nilai-nilai
individualistis yang tinggi. Oleh karena itu pengembangan tim dalam sebuah
organisasi harus dilakukan melalui seleksi pegawai, pelatihan untuk
peningkatan skill, mengubah sikap sehingga menjadi positif terhadap
keberadaan tim, dan penilaian kinerja.
Hal-hal tersebut di ataslah yang menjadi tantangan bagi suatu organisasi
dalam upaya mengembangkan tim agar dapat menjadi tim yang solid dan efektif.
Jika perusahaan mampu melakukan hal-hal tersebut dengan baik, maka akan tercipta
suatu tim yang solid dan efektif yang dapat bekerja dengan optimal dan
tentunya akan dapat mewujudkan tujuan organisasi secara efektif pula.
KESIMPULAN
Kelompok merupakan aspek prnting bagi suatu organisasi dan juga anggotanya.
Fungsi kelompok bagi sebuah organisasi menuntut tingkat keefektivitasan
kelompok yang sangat tinggi dalam pencapaian tujuan organisasi. Suatu
kelompok dapat dikatakan efektif apabila kelompok tersebut dapat menimbulkan
peningkatan sinergi yang positif. Sebuah kelompok pun akan sangat
mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suatu
organisasi yang kelak akan menentukan tercapainya tujuan organisasi.
Tim merupakan sebuah kelompok kecil. Tapi tidak semua kelompok dapat dikatakan
sebagai tim, karena tim memiliki karakteristik tersendiri. Dalam pengembangan
tim tantangan utamanya adalah ketika di dalam organisasi tersebut sudah
berkembang penilaian individual dan adanya sistem nilai yang menjunjung
tinggi hak-hak individu.
|